Masjid Jogokariyan Yogyakarta: Pusat Kegiatan Masyarakat yang Inklusif Oleh: Tonny Adam

Posted by : amvi 28/02/2025

Foto: Tonny Adam

Yogyakarta, Jawa Tengah, 1 Ramadhan 1446 H – Masjid Jogokariyan, terletak di Jalan Jogokaryan, Mantrijeron, Yogyakarta, bukan sekadar tempat ibadah. Berdiri sejak tahun 1966 atas prakarsa Pimpinan Ranting Muhammadiyah Karangkajen, masjid ini telah berkembang menjadi pusat kegiatan masyarakat yang inklusif dan inspiratif, demikian kesaksian Tony Adam, seorang ahli Kelautan dan Perikanan yang berangkat dari Magelang yang baru-baru ini berkesempatan menginap di masjid tersebut selama dua subuh.

Sebelum berdirinya Masjid Jogokariyan, warga setempat hanya memiliki sebuah langgar kecil berukuran 3×4 meter persegi. Pemilihan nama “Jogokariyan” sendiri didasarkan pada beberapa pertimbangan. Selain mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam memberi nama masjid berdasarkan lokasi, nama tersebut diharapkan memudahkan masyarakat menemukan masjid dan mempersatukan warga yang sebelumnya terpecah karena perbedaan aliran dan politik.

Masjid Jogokariyan memiliki visi mulia: “Terwujudnya masyarakat sejahtera lahir batin yang diridhoi Allah melalui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di masjid.” Visi ini diwujudkan melalui berbagai misi, antara lain menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat, memakmurkan kegiatan ibadah, menjadi tempat rekreasi rohani, pusat rujukan berbagai permasalahan, serta sebagai pesantren dan kampus masyarakat.

Tonny Adam menyaksikan langsung implementasi misi tersebut selama Ramadan 1445 H. Ribuan jamaah memadati masjid untuk shalat Tarawih, sementara 3.500 paket berbuka puasa dan sahur dibagikan kepada masyarakat sekitar. Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Masjid Jogokariyan dalam melayani dan memberdayakan komunitasnya.

“Saya sangat terkesan dengan kegiatan yang dilakukan Masjid Jogokariyan,” ujarnya. “Semoga menjadi contoh bagi masjid-masjid lain di Indonesia.” Keberhasilan Masjid Jogokariyan menjadi pusat kegiatan masyarakat yang harmonis dan bermanfaat ini patut diapresiasi dan dipelajari sebagai model pengembangan masjid modern di Indonesia. (Red)

RELATED POSTS
FOLLOW US